Prosedur bekerja delapan jam sehari pada awal diinisiasi oleh Robert Owen di era Revolusi Industri, abad ke-18 adalah guna membatasi jumlah waktu bekerja dan pembagian pendapatan gaji bagi para pegawai (buruh) di era itu agar lebih tertata. Seiring dengan berjalannya waktu, di era industri sudah semakin berkembang dengan pemanfaatan teknologi atau internet of things (industry 4.0) diharapkan produktivitas usaha dapat kian meningkat secara efektif dan efisien, serta mendukung para pekerja fisik di lapangan. Hal ini juga terbukti dengan semakin meningkatnya penyerapan tenaga kerja di Indonesia di kala pemulihan ekonomi pasca pandemi sedang berlangsung.
Memasuki tahun 2022, berbagai sektor di Indonesia kian bergeliat bahkan pemerintah menargetkan pencapaian hingga angka 5,5% di tahun ini. Mengacu pada laporan Bank Indonesia di awal tahun 2022 ini, peningkatan produksi pun berjalan beriringan dengan penyerapan tenaga kerja sejak kuartal IV-2021. Peningkatan 1,4% ke 48,16 persen dibandingkan kuartal IV-2020 ke kuartal IV-2021, dan akan diperkirakan mencapai 50,84 persen, atau masuk ke dalam zona ekspansif di tahun 2022 ini. Perbaikan dan optimisme ini diharapkan mampu membantu ekonomi dan industri Indonesia bangkit dan pulih dari pasca pandemi.
Kunci Ketahanan Keuangan Karyawan
Pada masa pemulihan, bagaimana perusahaan dapat mengapresiasi karyawan dan menjadikan mereka betah untuk bekerja lebih produktif? Baiknya yang menjadi perhatian para pengusaha yakni kesejahteraan para pekerja terkait fisik, mental dan juga keuangan mereka yang tentunya berhubungan langsung dengan tingkat produktivitas perusahaan. Di momen ini wagely hadir sebagai solusi dalam membantu perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan, melalui kesehatan finansial.
Kesehatan finansial yang wagely upayakan melalui peningkatan ketahanan keuangan dengan pemberian akses bagi para karyawan ke gaji mereka di luar tanggal gaji. Dengan memampukan mereka untuk mengakses gaji yang sudah dihasilkan kapan pun, wagely berharap agar para karyawan akan mampu memenuhi kebutuhan mereka yang mendesak dan harus dibayarkan secepatnya. Hal ini juga akan memberikan dampak pada penurunan stres saat bekerja para pegawai sehingga mereka dapat fokus bekerja dan penurunan tindak penipuan di lingkungan kerja. Di sisi lain, terbukti dengan akses gaji yang diberikan dapat menurunkan angka turnover pegawai dan menurunkan beban administratif dikarenakan kasbon.